“COURTESY CALL” DELEGASI WAPENA KE DUTA BESAR DR. DARMANSJAH DJUMALA

Delegasi Wapena yang terdiri dari Dewan Penasehat dan Pengurus baru masa bakti 2021-2022 melakukan “courtesy call” (kunjungan kehormatan) kepada Duta Besar Austria (merangkap Slovenia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa), Dr. Darmansjah Djumala, Minggu, 20 Juni. Dalam acara virtual melalui zoom yang dimulai pukul 10.00 CEST dan berlangsung sekitar 1,5 jam itu, delegasi Wapena memperkenalkan diri sekaligus menyampaikan program kerja kepada Duta Besar, dilanjutkan arahan dari Duta Besar yang secara ex officio merupakan Pelindung dalam struktur organisasi Wapena.

Dalam pertemuan itu, Arya Gunawan Usis selaku Ketua Umum Wapena memperkenalkan seluruh anggota delegasi yang terdiri dari berbagai kalangan masyarakat Indonesia lintas generasi yang tinggal di Wina dan beberapa kota lainnya di Austria. Selain itu disampaikan juga secara singkat program kerja yang akan dilaksanakan oleh kepengurusan baru selama satu tahun ke depan, termasuk mengenai divisi khusus yang bertanggung jawab dalam program percepatan pembelian masjid Indonesia.

Dalam arahannya Dubes Dr. Darmansjah Djumala menegaskan komitmen dan dukungan penuh KBRI terhadap program kerja Wapena. Dubes mengingatkan agar pengurus Wapena selalu memegang teguh mandat utamanya yaitu menyebarkan syiar Islam berlandaskan tiga pilar utama ukhuwah (persaudaraan) yakni ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Muslim), ukhuwah wathoniah (persaudaraan sesama warga sebangsa Indonesia), dan ukhuwah insaniyah basyariah (persaudaraan sesama umat manusia).

Dubes juga memberikan apresiasi terhadap prakarsa pembentukan satuan tugas (satgas) khusus percepatan pembelian masjid, dan menyebutkan bahwa KBRI akan memberikan dukungan dalam bentuk “paving the way” atau membukakan jalan bagi satgas untuk menghubungi sejumlah pihak yang berpeluang menjadi donatur untuk menambah dana pembelian masjid Wapena. “KBRI akan membantu membukakan jalan. Setelah itu, Wapena sebagai organisasi harus menyiapkan dan mengirimkan dokumen yang diperlukan kepada pihak-pihak yang potensial memberikan sumbangan,” ujar Dubes Dr. Darmansjah Djumala.

Dubes menilai program kerja Wapena selama ini telah berjalan sangat baik, berlandaskan pada transparansi dan akuntabilitas terutama dalam hal keuangan. Dubes menekankan pentingnya pengurus baru Wapena melanjutkan kebiasaan menjunjung tinggi transparansi dan akuntablitas ini, untuk menjamin berlangsungnya good governance (praktek penyelenggaraan organisasi yang baik), disertai niat untuk terus menjaga komitmen dan semangat dalam mewujudkan visi dan misi Wapena.

Dalam kesempatan yang sama, Dubes juga menyatakan kesediaannya untuk menjadi narasumber di acara perdana “Meet the Leader”, satu kegiatan baru yang dilaksanakan oleh Divisi Leadership Academy/Learning Centre yang juga merupakan divisi baru di kepengurusan periode 2021-2022 ini. Acara “Meet the Leader” akan menghadirkan para pemimpin maupun mantan pemimpin dari berbagai lembaga pemerintah maupun swasta untuk berbagi mengenai berbagai aspek kepemimpinan berdasarkan pengalaman langsung mereka sebagai pemimpin.

Acara courtesy call itu dihadari oleh empat dari lima orang yang duduk di Dewan Penasehat, termasuk Sugeng Haryanto selaku Ketua Dewan Penasehat dan Andi Ahmad Junirsah yang merupakan Ketua Umum Wapena periode sebelumnya. Dari total 27 orang anggota tim Pengurus, yang hadir 25 orang, termasuk Wakil Ketua Ricky Ichsan dan Ketua Harian Kabul Kurniawan.

(Tim Publikasi Wapena)

PERTEMUAN PLENO PERDANA PENGURUS WAPENA

Kepengurusan baru Wapena masa bakti April 2021 – Maret 2022 mengadakan pertemuan pleno perdana, Kamis, 17 Juni 2021. Pertemuan virtual yang dilakukan melalui zoom tersebut diisi dengan acara perkenalan di antara sesama pengurus, serta pemaparan singkat tugas dan fungsi serta program kerja setiap Divisi yang disampaikan oleh Ketua Umum.

Kepengurusan baru ini terdiri Ketua Umum, Wakil Ketua, Ketua Harian, Kesekretariatan, Keuangan dan sembilan Divisi yaitu Program Percepatan Pembelian Masjid; Konsumsi; Publikasi/Dokumentasi/Hubungan Masyarakat; Sarana Teknis; Sarana Non-Teknis; Kajian; Leadership Academy/Training Centre; Badan Semi Otonom Taman Pendidikan Alquran (BSO TPA); dan BSO Usaha/Toko.

Total ada 27 orang anggota pengurus, 13 di antaranya merupakan wajah baru yang belum pernah terlibat di struktur kepengurusan Wapena pada periode-periode yang lalu. Para anggota pengurus ini berasal dari berbagai unsur masyarakat umum, diplomat di KBRI Wina, para karyawan di lembaga nasional/internasional, serta para mahasiswa.

Divisi Program Percepatan Pembelian Masjid dan Divisi Leadership Academy/Learning Centre merupakan dua divisi baru yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan saat ini. Divisi Percepatan Pembelian Masjid mengemban tugas utama untuk mempercepat terwujudnya rencana pembelian masjid Wapena. Sedangkan Divisi Leadership Academy/Learning Centre dimaksudkan sebagai wadah pengembangan sumberdaya manusia Wapena melalui tiga kegiatan utama yang akan dilaksanakan oleh Divisi tersebut yaitu pelatihan berbagai keterampilan praktis, As-Salam Leader’s Talk (yang digagas oleh kepengurusan periode sebelumnya), dan Meet the Leader. Acara yang disebutkan terakhir ini akan menghadirkan para pemimpin/mantan pemimpin dari berbagai lembaga pemerintah maupun swasta untuk membagikan pengalaman mengenai berbagai aspek kepemimpinan sesuai dengan apa yang mereka alami secara langsung.

(Tim Publikasi Wapena).

Kajian Tarhib Ramadhan & Launching Semarak Ramadhan di Austria

Assalammua’alaikum Wr. Wb.

Marhaban ya Ramadhan, bulan suci penuh berkah akan tiba. Saatnya untuk lebih mendekatkan diri pada-Nya, menjauhi keburukan dan memperbanyak ibadah.

Menyambut datangnya Ramadhan 1442H, WAPENA InsyaAllah akan mengadakan “Launching Semarak Ramadhan di Austria” sekaligus kajian Tarhib Ramadhan bertemakan

“Agar Ramadhan Indah Bersemi”
Bersama
Ust. Dr. Didik M. Nur Haris, Lc, MSh.

Gabung bersama kami di
?️Zoom: bit.ly/tarhibWapena

Insya Allah acara ini juga akan disiarkan secara Live melalui
? Youtube: WapenaOnline

Waktu:
?️ Ahad, 11 April 2021
⏰ 14.00-15.45 CEST
?️ 19.00-20.45 WIB

Wassalammua’alaikum Wr. Wb.

Tata Laksana Shalat Idul Fitri Saat Pandemi Covid-19

Panduan Tata Laksana Shalat Idul Fitri Saat Pandemi Covid-19

Idul Fitri secara bahasa artinya: Hari raya untuk berbuka, yaitu kembali makan, minum dan kebutuhan biologis lainnya, setelah menahan hal tersebut selama sebulan lamanya. Secara filosofis dimaknai sebagai hari raya kemenangan, kebahagiaan dan kesyukuran atas keberhasilan menjalankan amaliah ibadah Ramadhan dalam beragam bentuknya, dengan sebaik-baiknya. Karenanya harus berbuka (iftar: Fitr) dan diharamkan untuk berpuasa pada hari tersebut.

Allah swt mengingatkan akan anugerah hari raya Idul Fitri kepada orang beriman, dengan perintah memperbanyak takbir, tahmid dan tahlil sebagai wujud kesyukuran atas hidayah dan bimbingan Allah swt sepanjang pelaksanaan ibadah agung di Bulan Ramadhan,

 وَلِتُكۡمِلُوا۟ ٱلۡعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمۡ وَلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ

“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur”. (QS. Al-Baqarah: 185)

Para ulama tafsir memahami makna ‘Dan mengagungkan Allah swt atas petunjukNya‘ sebagai perintah bertakbir di hari raya Idul Fitri, sejak terlihat atau ditetapkan hilal 1 Syawwal hingga Imam memimpin shalat atau naik mimbar untuk menyampaikan khutbah Idul Fitri.

Dalam riwayat, Nabi saw mencontohkan dengan keluar rumah menuju lapangan kemudian beliau bertakbir hingga tiba di lapangan. Beliau tetap bertakbir sampai shalat selesai dijalankan. Setelah menyelesaikan shalat, beliau menghentikan takbir. (HR. Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf)

Sahabat Rasulullah saw yang sangat ketat mengikuti semua perilaku dan perbuatan Rasulullah saw juga meniru praktek Rasulullah saw. Dari Nafi: “Ibn Umar bertakbir pada hari Idul Fitri ketika keluar rumah sampai tiba di lapangan. Beliau tetap melanjutkan takbir hingga imam datang.” (HR. Al Faryabi dalam Ahkam al Idain)

Demikian juga seorang tabi’in, Muhammad bin Ibrahim menginformasikan tentang sahabatnya: “Dahulu Abu Qatadah berangkat menuju lapangan pada hari raya Idul Fitri, kemudian bertakbir. Beliau terus bertakbir sampai tiba di lapangan.” (Al Faryabi dalam Ahkam al Idain)

Berdasarkan panduan amaliah Rasulullah saw, sahabat dan tabi’in di atas, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak takbir mengagungkan Allah swt. Sehingga esensi dari Idul Fitri adalah bertakbir mengagungkan Allah atas petunjukNya, serta mensyukuri karuniaNya dalam bentuk makan, minum dan kebutuhan biologis lainnya, sebagai pertanda berakhirnya puasa Ramadhan.

Takbir yang biasa dijalankan oleh kita merujuk kepada contoh dari sahabat Abdullah bin Mas’ud ra, dalam dua riwayatnya:

أ‌- اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ

ب‌- اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ

 (Diriwayatkan oleh Ibn Abi Syaibah dalam kitab Al Mushannaf)

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar

Laa Ilaaha illallahu wallahu akbar

Allahu akbar wa lillahil hamd

Namun dalam rangka menguatkan semangat bertakbir dan kebersamaan syi’ar Idul Fitri, Rasulullah saw menganjurkan untuk menunaikan shalat dua rakaat yang disebut dengan nama hari tersebut, yaitu Shalat Idul Fitri.

Shalat Idul Fitri disepakati hukumnya Sunnah Mu’akkadah, dalam arti sangat dianjurkan, mengingat keagungan hari tersebut.  Tempat yang paling afdhol adalah lapangan, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw atau masjid tempat berkumpul dan beribadahnya orang banyak.

Namun dalam kondisi tertentu yang dikategorikan ‘Udzur Syar’i’ (Udzur yang dibenarkan syariat), udzur yang di luar kemampuan manusia, seperti musibah, bencana dan keadaan darurat lainnya, termasuk saat wabah pandemi Covid-19, maka shalat Idul Fitri dapat dijalankan atau tidak dijalankan. Dapat pula dijalankan di rumah bersama keluarga atau sendirian. Tata cara mendirikan shalat Id tidak berbeda dengan shalat-shalat lainnya kecuali pada niat dan penambahan takbir zawaid (takbir tambahan) tujuh kali pada raka’at pertama dan lima kali pada raka’at kedua.

Tata Cara Shalat Idul Fitri:

1. Niat Shalat Idul Fitri

2. Takbiratul Ihram

3. Membaca Doa Iftitah

4. Takbir (takbir zawa-id) sebanyak tujuh kali. Di antara setiap takbir, membaca kalimat tasbih yakni:

سُبْحَانَ اللهِ وَالحَمْدُ لِلهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

Subhanallahi wal hamdulillahi wa laa ilaaha illallahu wallahu akbar

Artinya: “Maha suci Allah, segala pujian bagi-Nya, tidak ada ilah kecuali Allah, Allah Maha Besar.”

Bacaan setelah setiap takbir ini tidak dibatasi dengan bacaan di atas saja.

5. Setelah akhir takbir ke tujuh, membaca surat Al Fatihah

6. Dilanjutkan dengan membaca surat lainnya (disunnahkan membaca surat Al-A’la)

Jika seorang makmum, maka cukup menyimak surat lainnya yang dibacakan oleh imam.

7. Ruku’ dengan thuma’ninah

8. I’tidal dengan thuma’ninah

9. Sujud dengan thuma’ninah

10. Duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah

11. Sujud kedua dengan tuma’ninah

12. Bangkit dari sujud dan bertakbir

13. Takbir (takbir zawa’id ) lagi sebanyak lima kali, di antara takbir membaca kalimat tasbih seperti di atas kembali

14. Membaca surat Al Fatihah

15. Dilanjutkan dengan membaca surat lainnya (disunnahkan membaca surat Al-Ghasyiyah)

Sama seperti sebelumnya.

16. Ruku’ dengan thuma’ninah

17. I’tidal dengan tuma’ninah

18. Sujud dengan thuma’ninah

19. Duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah

20. Sujud kedua dengan thuma’ninah

21. Duduk tasyahud dengan thuma’ninah

22. Salam

23. Mendengarkan khutbah (Meskipun hukum mendengarkan khutbah itu sunnah)

Khutbah Idul Fitri

Mayoritas Ulama sepakat, hukum khutbah shalat Idul Fitri adalah sunnah. Karenanya, pelaksanaannya adalah setelah shalat, berbeda dengan khutbah jum’at. Malah jika dilakukan sebelum shalat Idul Fitri, maka tidak dianggap dan mengulanginya setelah shalat. Kesunnahan khutbah tersebut berdasarkan riwayat dari Ibnu Abbas ra:

شَهِدْتُ الْعِيدَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَكُلُّهُمْ كَانُوا يُصَلُّونَ قَبْلَ الْخُطْبَةِ

“Aku menghadiri shalat Id bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman Radhiyallahu ‘anhum. Semua mereka melakukan shalat sebelum khutbah” [HR. Bukhari 963, Muslim 884 dan Ahmad 1/331 dan 346]

Ibnu Umar juga meriwayatkan:

شَهِدْتُ الْعِيدَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَكُلُّهُمْ كَانُوا يُصَلُّونَ قَبْلَ الْخُطْبَةِ

“Aku menghadiri salat Id bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakar, Umar dan Utsman Radhiyallahu ‘anhum. Semua mereka melakukan shalat sebelum khutbah” [HR. Bukhari 963, Muslim 884 dan Ahmad 1/331 dan 346]

Disunnahkan memulai khutbah dengan takbir, khutbah pertama bertakbir sembilan kali dan khutbah kedua bertakbir sebanyak tujuh kali. Takbir tersebut bukan merupakan inti dari khutbah namun hanya mukaddimah saja. Khutbah dianjurkan berisi pembahasan mengenai keimanan, ketakwaan, amal shalih, khususnya dikaitkan dengan kondisi kontemporer sebagai panduan dan nasihat untuk jama’ah shalat.

Menghadiri dan mendengarkan khutbah Idul Fitri juga dihukumi sunnah, sesuai dengan hukum khutbah itu sendiri. Pilihan tersebut berdasarkan riwayat Abdullah bin Sa’ib:

إِنَّا نَخْطُبُ فَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَجْلِسَ لِلْخُطْبَةِ فَلْيَجْلِسْ وَمَنْ أَحَبَّ أَنْ يَذْهَبَ فَلْيَذْهَبْ

“Sesungguhnya ketika kami akan berkhutbah, barangsiapa yang ingin tetap duduk untuk mendengarkan maka duduklah dan siapa yang hendak pergi maka pergilah”.

Imam Ibnu Qayyim –rahimahullah– berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi keringanan bagi yang menghadiri salat Idul Fitri untuk tetap duduk mendengarkan khutbah atau keluar karena ada keperluan syar’i”. Dalam keadaan udzur syar’i berupa Covid-19, maka jika shalat Idul Fitri dijalankan di rumah dan sendirian, cukuplah tidak dilanjutkan khutbah. Namun jika di rumah dengan beberapa keluarga, maka disunnahkan untuk disampaikan khutbah Idul Fitri jika keadaan memungkinkan atau jika tidakpun tidak mengapa. Wallahu A’lam.

Silakan unduh versi pdf disini

PEMBERITAHUAN LANJUTAN

PEMBERITAHUAN LANJUTAN

  1. Sebagaimana disampaikan sebelumnya, merujuk kepada kebijakan Pemerintah Federal Austria dan IGGÖ terkait penanganan Coronavirus, maka mulai tanggal 15 Mei 2020 kegiatan keagamaan di Rumah-rumah Ibadah di wilayah Austria telah diperbolehkan dengan persyaratan kebersihan dan keselamatan yang sangat tinggi.
  2. IGGÖ telah mengeluarkan Panduan Umum mengenai Pembukaan Kembali Masjid Secara Bertahap.
  3. Terkait persyaratan kebersihan dan keselamatan yang sangat tinggi, maka hal tersebut harus dipenuhi oleh para pengurus masjid sebelum mereka mengaktifkan kembali kegiatan-kegiatan harian di masjid mereka.
  4. Setelah mempertimbangkan aspek-aspek kesehatan dan keselamatan yang merupakan prioritas utama, maka diputuskan bahwa Masjid AS-SALAM WAPENA akan tetap DITUTUP hingga hari Minggu, tanggal 24 Mei 2020.
  5. Hingga tanggal tersebut di atas, maka TIDAK ADA kewajiban Sholat Jum’at untuk para warga WAPENA dan diharapkan untuk tetap melaksanakan Sholat Zhuhur di rumah masing-masing.
  6. Juga diputuskan bahwa kegiatan Ramadhan 1441 H tetap diadakan di rumah masing-masing dengan mengikuti kajian-kajian online yang telah diumumkan dan Sholat Tarawih dilaksanakan sendiri atau berjamaah di rumah. Sholat Idul Fitri 1441 H di luar rumah juga DITIADAKAN. Sholat Idul Fitri bisa diadakan di rumah masing-masing.
  7. Demikian, pemberitahuan ini dibuat dan harap maklum.

Terimakasih atas perhatiannya.

A.n. Pengurus WAPENA

PEMBERITAHUAN 30/04/2020

PEMBERITAHUAN

Merujuk kepada kebijakan Pemerintah Federal Austria terkait penanganan Coronavirus, maka mulai tanggal 15 Mei 2020 kegiatan keagamaan di Rumah-rumah Ibadah di wilayah Austria telah diperbolehkan dengan persyaratan kebersihan dan keselamatan yang sangat tinggi.

IGGÖ sebagai institusi resmi Agama Islam di Austria akan memberikan pemberitahuan terkait langkah pembukaan kembali masjid secara bertahap di beberapa minggu ke depan.

Untuk saat ini, mari kita tetap melaksanakan sholat dan buka puasa di rumah masing-masing.

Pemberitahuan selanjutnya akan menyusul.

Terimakasih atas perhatiannya.

A.n. Pengurus WAPENA

PEMBERITAHUAN

Pemberitahuan

merujuk kepada kebijakan Pemerintah Federal Austria terkait penanganan Coronavirus, maka diputuskan bahwa Masjid AS-SALAM WAPENA akan tetap ditutup hingga tanggal 30 April 2020.

Jika ada perubahan di kemudian hari, tentunya pemberitahuan lebih lanjut akan disampaikan.

Terimakasih atas perhatiannya.

A.n. Pengurus WAPENA

PEMBERITAHUAN

PEMBERITAHUAN

  1. Terkait keputusan Pemerintah Federal Austria hari ini, Selasa, 10 Maret 2020 mengenai perkembangan Coronavirus di wilayah Austria, maka IGGÖ sebagai payung organisasi Muslim resmi dan terbesar di Austria telah mengadakan musyawarah pimpinan dan mufti;
  2. IGGÖ telah memutuskan – setelah mengikuti himbauan dari pihak yang berwenang dalam bidang kesehatan – bahwa mulai hari Jum’at, tanggal 13 Maret hingga hari Rabu, tanggal 1 April 2020 tidak akan diadakan Sholat Jum’at di masjid-masjid di wilayah Austria. Langkah ini diambil untuk mencegah kemungkinan penyebaran epidemi tersebut lebih luas;
  3. Atas dasar kedaruratan, mencegah kemudharatan yang besar terkait penyebaran penyakit menular dan Keputusan Pemerintah Austria dan IGGÖ maka Pengurus Warga pengajian Austria (Wapena) dengan ini menyatakan akan menutup Masjid As-Salam Wapena untuk kegiatan Sholat Jum’at mulai hari Jum’at, tanggal 13 Maret hingga hari Rabu, tanggal 1 April 2020 sesuai keputusan IGGÖ;
  4. Terkait kegiatan internal kajian pekanan tiap hari Ahad dan Selasa di masjid dimana peserta tidak melampaui 100 orang, maka kegiatan tetap berjalan seperti biasa;
  5. Demikian pemberitahuan ini disampaikan dan harap maklum.

CORRIGENDUM: Menyimak perkembangan terakhir dimana sekolah-sekolah dan beberapa fasilitas umum di Austria mulai ditutup untuk mencegah meluasnya penyebaran Coronavirus, maka diputuskan bahwa kegiatan-kegiatan kajian umum pada hari Minggu dan Selasa di Masjid As-Salam ditiadakan sementara hingga tanggal 25 Maret 2020. Pengurus Wapena terus melihat perkembangan ke depan di Austria dengan seksama. Demikian dan harap maklum.

Ikuti WakafWapena20k di Launchgood untuk membeli Masjid baru!

Assalamualaikum warrahmatullah wabarakatuh

Link donasi:
launchgood.com/wakafwapena20k

Bantu kami membeli masjid Indonesia pertama di Wina, Austria!

Warga Pengajian Austria (Wapena) tengah mengadakan kampanye di Launchgood untuk meraih wakaf senilai $20.000 guna membeli masjid baru di Wina, ibukota Austria.

Kunjungi link: launchgood.com/wakafwapena20k untuk berdonasi dengan debit/credit card. Mohon dukungan Anda dengan berbagi info ini ke kerabat dan kenalan lainnya ? Terima kasih banyak atas perhatian, bantuan dan dukungannya ? Semoga segala amal kita diterima dan dibalas oleh Allah SWT dan masjid baru dapat segera kita dapatkan. Aamiin ya rabbal alamin.

Wassalamualaikum warrahmatullah wabarakatuh

Info lokasi potensial masjid baru:

Memiliki masjid baru sangat penting bagi kemajuan Wapena & akan menunjang berbagai aktivitas:

1). ruang majlis yang lebih luas, terutama saat ada event khusus (contoh: buka puasa bersama, perayaan keagamaan)
2). pengembangan badan usaha sebagai sumber swadana masjid
3). penambahan kelas TPA berdasarkan umur

Wakaf Wapena bermisi mendapatkan € 17.000 (setara $ 19.000) untuk membeli masjid baru sebesar € 230.000 dengan posisi dana saat ini € 213.000Lokasi potensial masjid baru berada di Bezirk 17 (177 m²). Lokasi dekat U3 Ottakring dan baru direnovasi sehingga siap digunakan.

+ Info lokasi potensial masjid baru:
https://www.willhaben.at/iad/immobilien/d/gewerbeimmobilien-kaufen/wien/wien-1170-hernals/souterrain-flaeche-guenstig-erstbezug-nach-generalsanierung-342365792?sid=1574062146342