Sekitar akhir tahun 1980-an sudah terdapat kegiatan-kegiatan pengajian dan keislaman yang berlangsung tiap akhir pekan di KBRI/PTRI Wina. Biasanya kegiatan-kegiatan ini ditangani oleh staf Kedutaan dan mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di Austria. Murid-muridnya adalah beberapa anak dari staf KBRI dan anak-anak Indonesia lain yang orangtuanya sudah lama menetap di Austria. Kegiatan-kegiatan lainnya tentunya berhubungan dengan perayaan hari-hari besar agama Islam seperti Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi Muhammad saw, kegiatan Ramadhan dan Idul Fitri, kegiatan Idul Adha dll.

Pada sekitar tahun 1991, kegiatan-kegiatan keislaman tersebut semakin berjalan dengan baik. Istilah Warga Pengajian Wina (Wapena) kira-kira muncul sekitar tahun 1991. Ketua Wapena saat itu adalah Bapak Bambang Djatmiko yang juga menjabat sebagai Atase Perindustrian di KBRI/PTRI Wina. Di tahun 1990-an itu, pengajian diadakan setiap hari Minggu yang terdiri dari pengajian anak-anak, pengajian remaja dan kemudian setelah itu diadakan juga pengajian ibu-ibu. Pengajian tersebut biasanya dititikberatkan kepada belajar membaca huruf-huruf Arab dengan metode Iqra’ dan kemudian belajar membaca Al Qur’an dan tajwidnya. Setelah kepulangan Bapak Bambang Djatmiko, yang kemudian menjadi Ketua Wapena adalah Bapak Abdu Razak yang saat itu juga menjabat Atase Ilmu Pengetahuan di KBRI/PTRI Wina. Kemudian setelah Pak Razak selesai bertugas di Wina, Pak Martoyo (Kepala Bidang Politik Bilateral KBRI Wina) yang mendapat amanah untuk mengurus kegiatan Wapena.

Pada pertengahan 1990-an, kegiatan pengajian remaja ditangani oleh mas Fahmi (Dr. Fahmi Amhar, yang sekarang sudah kembali ke Indonesia) dan istri. Sedangkan pengajian anak-anak kala itu dipegang oleh mas Acha (Andi Ahmad Junirsah) yang merupakan mahasiswa ekonomi di Wina. Kegiatan-kegiatan pengajian rutin Wapena kemudian berjalan cukup baik dan terstruktur. Ketika Wapena diketuai oleh Bapak E.N. Hermansyah (Kepala Bagian Administrasi KBRI), kegiatan mingguan Wapena semakin diperhatikan dan kegiatan pengajian ibu-ibu sudah berjalan baik. Yang menjadi pengajar di pengajian ibu-ibu adalah Ibu Abdul Muin. Beberapa ibu yang cukup berperan saat itu adalah Ibu Suhartono Zahir dan Ibu Hermansyah. Pada saat Wapena diketuai Pak E.N. Hermansyah ini, sekretaris Wapena beralih dari Bapak Alimuddin Pohan ke mas Ichsan (Ichsan Maulana). Bendahara Wapena dipegang oleh Bapak Syafril Zakaria dan Ibu Dewi Kuntarti.

Setelah kepulangan Bapak E.N. Hermansyah, Ketua Wapena dipegang oleh Bapak Haryanto MW (Kepala Bagian Pusat Komunikasi) di KBRI Wina. Kegiatan-kegiatan pengajian Wapena berjalan semakin teratur dan baik. Wapena juga biasanya memberikan bantuan buka puasa bersama di Masjid Islamic Centre Wina. Kegiatan-kegiatan sholat Idul Fitri dan Idul Adha biasanya diadakan di ruang serbaguna KBRI/PTRI Wina. Kegiatan-kegiatan hari besar Islam selalu diadakan di KBRI, demikian juga kegiatan-kegiatan selama bulan suci Ramadhan. Pada saat Wapena diketuai oleh Pak Haryanto inilah, mulai diadakan kegiatan pengajian untuk bapak-bapak. Yang terlibat di sini adalah Bapak Dr. M.N. Razley, Bapak Dr. Susilo Widodo, Bapak Sugeng Haryanto, Bapak Suhartono Zahir dll. Kemudian untuk lebih menyemarakkan dan mensosialisasikan kegiatan Wapena, Pak Susilo Widodo memrakarsai pembuatan mailing list (milis) Wapena di yahoogroups. Milis Wapena “mengudara” pada tanggal 1 Februari 2001 bersamaan dengan momentum persiapan pelaksanaan ibadah haji 1421 H.

Sekembalinya Pak Haryanto ke tanah air, Wapena sempat diketuai oleh Bapak Harry Purwanto (Kepala Bidang Politik Multilateral KBRI). Namun ini tidak berlangsung lama karena Pak Harry kemudian berpindah tugas ke Amerika Serikat. Jabatan Ketua Wapena kemudian diserahkan kepada Bapak Bebbo Djajakusuma (Kepala Bagian Pusat Komunikasi) yang dibantu oleh Wakil-wakil Ketua yaitu Bapak Susilo Widodo dan Bapak Sugeng Haryanto. Sekretaris Wapena adalah mas Ichsan Maulana dan wakil sekretaris adalah mas Andi Ahmad Junirsah. Bendahara Wapena dipegang oleh Bapak Syafril Zakaria dan wakil bendahara adalah Ibu Dewi Figl. Ketika Wapena diketuai oleh Pak Bebbo inilah ada keinginan pengurus untuk mendirikan mesjid Indonesia di Wina. Sehingga Wapena pun harus terdaftar sebagai organisasi resmi di Kepolisian dan Kementerian Dalam Negeri Austria. Wapena pun sebagai organisasi resmi di Austria memiliki statuta dalam Bahasa Jerman. Nama resmi Wapena yang terdaftar di Kepolisian Austria adalah Der Indonesische Islamische Verein. Sayangnya, hingga saat ini keinginan untuk mendirikan mesjid Indonesia di Wina belum dapat terrealisasikan karena terbentur masalah dana.

Ketika Pak Bebbo selesai bertugas di Wina, Ketua Wapena pun beralih ke Bapak Rachmat Budiman (Kepala Bidang Politik KBRI Wina). Hal ini tidak berlangsung lama, karena setelah Pak Rachmat mendapat amanah menjadi Ketua Wapena sekitar dua tahun, beliau berpindah tugas ke PTRI New York. Saat itulah sebelum Pak Rachmat berangkat ke tempat tugas yang baru, pengurus Wapena mengadakan rapat untuk memilih ketua yang baru. Akhirnya, secara bulat pengurus Wapena memilih Bapak Darianto Harsono (Kepala Unit Kerja Penerangan, Sosial, Budaya dan Diplomasi Publik di KBRI/PTRI Wina) sebagai Ketua Wapena yang baru menggantikan Pak Rachmat Budiman. Sementara itu, Pak Syafril Zakaria dan mas Ichsan Maulana kembali ke tanah air.

Hingga, saat itu kepengurusan Wapena yang terdaftar (2007-2009) adalah Ketua/Koordinator Wapena, Bapak Darianto Harsono, Wakil Ketua I adalah Pak Sugeng Haryanto, Wakil Ketua II Pak Ali Nasir, Sekretaris Bapak Andi Ahmad Junirsah dan Bendahara Ibu Dewi Figl. Wapena telah memiliki Program Kegiatan hingga Oktober 2008. Kegiatan pengajian rutin Wapena tiap pekan tetap berlangsung tiap hari Minggu dengan pengajian bapak-bapak yang ditangani oleh mas Acha (Andi Junirsah), pengajian ibu-ibu dipegang oleh Pak Fathurrachman dan kegiatan pengajian anak-anak ditangani bersama oleh Ibu Anita Tajan, Ibu Ning Junirsah, Ibu Iim Rohimah, Ibu Elsa Miranda dll.

Setelah kepulangan Bapak Darianto, kepengurusan baru yang terdaftar (2009-2011) adalah Koordinator Wapena, Bapak Dr. Lalu Muhamad Iqbal (Fungsi Politik KBRI/PTRI Wina), Wakil Ketua I, Bapak Muhammad Takdir, Wakil Ketua II, Bapak Ali Nasir, Sekretaris Bapak Andi Ahmad Junirsah dan Bendahara, Ibu Dewi Figl. Pada masa kepengurusan inilah, diputuskan untuk memisah kepengurusan harian Wapena dengan kepengurusan Taman Pengajian Al Qur’an (TPA) Wapena. Kepala Sekolah pertama TPA Wapena adalah Bapak Dr. Nanang Fakhrudin dan dilanjutkan oleh Bapak Dr. Iskhak Fatonie.

Hingga saat ini Wapena telah berhasil melakukan tatap muka dengan beberapa tokoh Islam Indonesia seperti KH. Hasyim Muzadi, Dr. Mulyanto, Prof. Dadang Hawari dan beberapa qari’ dan qariah (pelantun/pembaca Al Qur’an) tingkat nasional yang kebetulan sedang berkunjung ke Austria. Demikian juga, mulai tahun 2008 selama bulan suci Ramadhan, Wapena selalu mengundang ustadz dari Indonesia. Para asatidz yang telah mengisi kegiatan Wapena adalah Ustadz Dr. Atabik Luthfi, Ustadz Rikza Abdullah dan K.H. Hambali Maksum. Ditambah lagi dengan kunjungan beberapa ustadz Indonesia di Eropa seperti Ustadz Sujadi Ahsan, Ustadz Bambang Darwanto, Ustadz Dr. Erizal Sodikin dan Ustadz Dr. Bondan Halim Winartomo. Beberapa tahun terakhir, Wapena juga bertindak sebagai amil zakat, infaq dan shodaqoh dengan bekerjasama dengan beberapa lembaga amil zakat di Indonesia untuk pendistribusian zakat dan sumbangan kemanusiaan ke beberapa daerah yang terkena bencana alam.