WAPENA DAN KBRI/PTRI WINA SELENGGARAKAN SHOLAT IDUL ADHA

Warga Pengajian Austria (Wapena), bekerja sama dengan Kedutaan Besar/Perutusan Tetap Republik Indonesia (KBRI/PTRI) Wina menyelenggarakan sholat Idul Adha, Selasa, 20 Juli 2021/10 Dzuhijjah 1442H, bertempat di halaman belakang gedung KBRI/PTRI Wina. Sholat yang dilaksanakan dalam dua gelombang ini, pukul 07.30 dan pukul 09.00, berlangsung khidmat, diikuti sekitar 160 jamaah termasuk Duta Besar RI untuk Austria, Slovenia dan PBB, Dr. Darmansjah Djumala beserta keluarga. Selain itu, hadir juga sejumlah diplomat KBRI, antara lain Koordinator Fungsi Politik, Arsi D. Firdausy dan Koordinator Fungsi Informasi/Diplomasi Publik, Ricky Ichsan yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Wapena.
Sholat kali ini sekaligus merupakan sholat Ied pertama di era pandemi yang diselenggarakan oleh Wapena dan KBRI/PTRI. Tiga sholat Ied sebelumnya yaitu Idul Fitri dan Idul Adha tahun 2020, serta Idul Fitri tahun 2021, tak dapat dilaksanakan karena terhalang pandemi. Sholat kali ini pun masih menghadapi berbagai pembatasan sesuai ketentuan pemerintah Austria, termasuk jumlah peserta maksimum 100 orang. Kondisi ini yang menjadi alasan panitia untuk membagi sholat dalam dua gelombang agar lebih banyak warga yang dapat mengikutinya. Peserta sholat juga diwajibkan melakukan pendaftaran, dan mematuhi protokol ketat Covid-19, termasuk wajib memenuhi salah satu dari ketentuan 3G (“geimpft, getestet, genesen”, atau sudah divaksinasi, menjalani tes PCR dengan hasil negatif, atau pernah terpapar Covid-19).

Bertindak sebagai imam dan khotib gelombang pertama adalah Ustadz H. Sugeng Haryanto, sedangkan imam/khotib gelombang kedua adalah Ustadz Wisnu Arfian. Kedua khatib menyampaikan khutbah yang berbeda, namun dengan tema yang sama yaitu mengenai makna Idul Adha di tengah situasi pandemi. Adapun laporan panitia Idul Adha disampaikan oleh Ketua Umum Wapena, Arya Gunawan Usis, sebelum dimulainya sholat gelombang pertama dan oleh Ketua Harian, Kabul Kurniawan, pada gelombang kedua.
MAKNA HAKIKI IDUL ADHA DI ERA PANDEMI
Dalam khutbahnya, Ustadz Sugeng Haryanto mengingatkan kembali nilai dan makna hakiki Idul Adha yakni pengorbanan, kesabaran dan keikhlasan Nabi Ibrahim yang siap mengorbankan putranya Ismail, sebagaimana diperintahkan oleh Allah. Pengorbanan, kesabaran dan keikhlasan ini pula yang perlu dimiliki umat Islam di tengah pandemi yang masih memprihatinkan, khususnya di tanah air.
“Tingkat kesabaran yang sangat tinggi, sebagaimana kesabaran Nabi Ibrahim ketika menerima perintah atau keputusan dari Allah, sangat diperlukan pada masa pandemi ini. Inilah manfaat penting yang bisa kita petik dari perayaan Idul Adha kali ini,” ujar Ustadz Sugeng dalam khutbahnya.
Ustadz Sugeng juga mengingatkan bahwa di balik setiap musibah yang merupakan takdir Allah, termasuk musibah pandemi ini, selalu tersedia kesempatan bagi setiap hamba-Nya untuk menempuh berbagai langkah sebagai ikhtiar mengurangi dampak musibah tersebut. Ustadz Sugeng menyebutkan tiga hal yang dapat dilakukan, yaitu mempertebal keimanan kepada Allah, menahan dan membatasi aktivitas khususnya yang melibatkan banyak orang, serta saling menguatkan dan tolong menolong.
Sementara itu Ustadz Wisnu Arfian dalam khutbahnya menyebutkan bahwa hadirnya ujian merupakan sunnatullah yang diberikan Allah kepada setiap umat-Nya, bahkan kepada para nabi dan rasul-Nya. Tidak ada satu nabi dan rasul pun yang tidak diuji oleh Allah. Semua mereka mengalaminya, tanpa pengecualian. Ujian itu kini juga tengah dihadapi oleh umat manusia dalam bentuk pandemi Covid-19, yang menghadirkan kesedihan, ketakutan, dan kekhawatiran karena mengakibatkan sakit yang serius bahkan dapat merenggut jiwa orang-orang terdekat kita. Dalam situasi seperti ini, hendaknya umat Islam tetap berupaya memetik hikmah yang selalu dilekatkan oleh Allah di setiap keadaan. “Di antara hikmah itu adalah terhapusnya dosa dan naiknya derajat keimanan bagi yang sabar dan ikhlas menjalaninya. Bahkan, bagi mereka yang gugur, Allah sematkan gelar syahid di sisi-Nya,”kata Ustadz Wisnu Arfian.
Ustadz Wisnu menganjurkan jamaah agar menempuh langkah hal berikut ini sebagai tameng dalam menghadapi pandemi ini, yaitu memperkokoh iman dengan meyakini bahwa wabah ini adalah takdir Allah yang telah tertera di lauh mahfuzh, meningkatkan ketaqwaan, menjaga kesehatan, dan memperbanyak kegiatan sosial dengan membantu sesama termasuk saling mengingatkan menjaga protokol kesehatan, mendoakan sesama, dan memberi bantuan materi bagi orang lain yang membutuhkan.
DANA HEWAN QURBAN DAN WAKAF MASJID
Dalam laporannya, panitia menyebutkan bahwa dana yang diterima dari para pequrban Wapena sebesar 3.925 euro, berasal dari 16 warga. Dana ini setara dengan 2 6/7 (dua enam pertujuh) sapi dan sembilan kambing, yang disalurkan melalui Human Initiative sebagai mitra kerja sama Wapena untuk pelaksanaan ibadah qurban tahun ini. Daging qurban dari warga Wapena dibagikan oleh Human Initiative kepada warga Muslim yang berkekurangan, di sejumlah kawasan di provinsi NTT. Panitia megucapkan terima kasih kepada para pequrban dan mendoakan agar Allah meridhoi dan membalas ibadah para pequrban dengan berbagai berkah dan kebaikan berlipat ganda.
Ucapan terima kasih juga disampaikan panitia kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangsih dalam berbagai bentuk sehingga kegiatan sholat dapat terlaksana, termasuk dukungan dari KBRI/PTRI Wina yang menyediakan berbagai fasilitas, serta paket konsumsi untuk dibawa pulang oleh para jamaah seusai sholat.

Panitia juga mengimbau warga Wapena agar dapat memberikan donasi secara rutin dan berkesinambungan, untuk mendukung berbagai kegiatan yang sedang dan akan dilaksanakan oleh pengurus Wapena. Selain itu, panitia juga menyampaikan rencana pengurus yang dalam waktu dekat akan kembali melakukan kegiatan penggalangan dana wakaf pembelian masjid, dan mengharapkan agar warga dapat mendukung kegiatan tersebut.
Sebagai bagian dari kegiatan sholat, panitia mengedarkan kotak amal untuk memberi kesempatan bersedekah kepada para jamaah. Jumlah total dana yang terkumpul dari para jamaah melalui kotak amal ini sebesar 1.331,92 euro.***
(Tim Publikasi Wapena)